Kamis, 23 Februari 2012

Kisah nyata anak durhaka dari Singapura

Kisah Nyata Anak Durhaka dari Singapura


Sebuah Kisah Nyata dari Negeri tetangga Singapura beberapa dekade lalu yang cukup 
menghebohkan hingga Perdana Menteri saat itu, Lee Kwan Yew senior turun tangan dan 
mengeluarkan dekrit tentang orang lansia di Singapura.

Dikisahkan ada orang kaya raya di sana mantan Pengusaha sukses yang mengundurkan 
diri dari dinia bisnis ketika istrinya meninggal dunia. Jadilah ia single parent yang berusaha 
membesarkan dan mendidik dengan baik anak laki-laki satu-satunya hingga mampu 
mandiri dan menjadi seorang Sarjana.

Kemudian setelah anak tunggalnya tersebut menikah, ia minta ijin kepada ayahnya 
untuk tinggal bersama di Apartemen Ayahnya yang mewah dan besar. Dan ayahnya
pun dengan senang hati mengijinkan anak menantunya tinggal bersama-sama dengannya.
Terbayang dibenak orangtua tersebut bahwa apartemen nya yang luas dan 
mewah tersebut tidak akan sepi, terlebih jika ia mempunya cucu. Betapa bahagianya 
hati bapak tersebut bisa berkumpul dan membagi kebahagiaan dengan anak dan 
menantunya.

Pada mulanya terjadi komunikasi yang sangat baik antara Ayah-Anak-Menantu 
yang membuat Ayahnya yang sangat mencintai anak tunggalnya itu tersebut tanpa
sedikitpun ragu-ragu mewariskankan seluruh harta kekayaan termasuk apartment 
yang mereka tinggali, dibaliknamakan ke anaknya itu melalui Notaris terkenal di sana.

Tahun-tahun berlalu, seperti biasa, masalah klasik dalam rumah tangga, jika anak 
menantu tinggal seatap dengan orang tua, entah sebab mengapa akhirnya pada suatu
hari mereka bertengkar hebat yang pada akhirnya, anaknya tega mengusir sang Ayah
keluar dari apartment mereka yang ia warisi dari Ayahnya.

Karena seluruh hartanya, Apartemen, Saham, Deposito, Emas dan uang tunai sudah
diberikan kepada anaknya, maka mulai hari itu dia menjadi pengemis di Orchard Rd.
Bayangkan, orang kaya mantan pebisnis yang cukup terkenal di Singapura tersebut, 
tiba-tiba menjadi pengemis!

Suatu hari, tanpa disengaja melintas mantan teman bisnisnya dulu dan memberikan
sedekah, dia langsung mengenali si ayah ini dan menanyakan kepadanya, apakah ia 
teman bisnisnya dulu. Tentu saja, si ayah malu dan menjawab bukan, mungkin Anda 
salah orang, katanya. Akan tetapi temannya curiga dan yakin, bahwa orang tua yang 
mengemis di Orchad Road itu adalah temannya yang sudah beberapa lama tidak ada 
kabar beritanya. Kemudian, temannya ini mengabarkan hal ini kepada teman-temannya 
yang lain, dan mereka akhirnya bersama-sama mendatangi orang tersebut. 
Semua mantan sahabat karibnya tersebut langsung yakin bahwa pengemis tua itu 
adalah Mantan pebisnis kaya yang dulu mereka kenal.

Dihadapan para sahabatnya, si ayah dengan menangis tersedu-sedu, 
menceritakan semua kejadian yang sudah dialaminya. Maka, terjadilah kegemparan
di sana, karena semua orangtua di sana merasa sangat marah terhadap anak yang 
sangat tidak bermoral itu.

Kegemparan berita tersebut akhirnya terdengar sampai ke telinga 
PM Lee Kwan Yew Senior.

PM Lee sangat marah dan langsung memanggil anak dan menantu durhaka tersebut. 
Mereka dimaki-maki dan dimarahi habis-habisan oleh PM Lee dan PM Lee 
mengatakan "Sungguh sangat memalukan bahwa di Singapura ada anak durhaka
seperti kalian" .

Lalu PM Lee memanggil sang Notaris dan saat itu juga surat warisan itu dibatalkan
demi hukum! Dan surat warisan yang sudah baliknama ke atas nama anaknya tersebut
disobek-sobek oleh PM Lee. Sehingga semua harta milik yang sudah diwariskan 
tersebut kembali ke atas nama Ayahnya, bahkan sejal saat itu anak menantu itu
dilarang masuk ke Apartment ayahnya.

Mr Lee Kwan Yew ini ternyata terkenal sebagai orang yang sangat berbakti kepada
orangtuanya dan menghargaipara lanjut usia (lansia). Sehingga, agar kejadian serupa
tidak terulang lagi, Mr Lee mengeluarkan Kebijakan / Dekrit yaitu "Larangan 
kepada para orangtua untuk tidak mengwariskan harta bendanya kepada siapapun
sebelum mereka meninggal. Kemudian, agar para lansia itu tetap dihormati dan 
dihargai hingga akhir hayatnya, maka dia buat Kebijakan berupa Dekrit lagi, 
yaitu agar semua Perusahaan Negara dan swasta di Singapura memberi pekerjaan 
kepada para lansia. Agar para lansia ini tidak tergantung kepada anak menantunya dan 
mempunyai penghasilan sendiri dan mereka sangat bangga bisa memberi angpao 
kepada cucu-cucunya dari hasil keringat mereka sendiri selama 1 tahun bekerja.

Anda tidak perlu heran jika Anda pergi ke Toilet di Changi Airport, Mall, Restaurant, 
Petugas cleaning service adalah para lansia. Jadi selain para lansia itu juga bahagia 
karena di usia tua mereka masih bisa bekerja, juga mereka bisa bersosialisasi dan 
sehat karena banyak bergerak. Satu lagi sebagaimana di negeri maju lainnya,
PM Lee juga memberikan pendidikan sosial yang sangat bagus buat anak-anak
dan remaja di sana, bahwa pekerjaan membersihkan toilet, meja makan diresto 
dsbnya itu bukan pekerjaan hina, sehingga anak-anak tsb dari kecil diajarkan untuk
tahu menghargai orang yang lebih tua, siapapun mereka dan apapun profesinya.

Sebaliknya, Anak di sana dididik menjadi bijak dan terus memelihara rasa hormat
dan sayang kepada orangtuanya, apapun kondisi orangtuanya.

Meskipun orangtua mereka sudah tidak sanggup duduk atau berdiri,atau
mungkin sudah selamanya terbaring diatas tempat tidur, mereka harus tetap 
menghormatinya dengan cara merawatnya.

Mereka, warganegara Singapura seolah diingatkan oleh PM Lee agar selalu 
mengenang saat mereka masih balita, orangtua merekalah yang membersihkan 
tubuh mereka dari semua bentuk kotoran, juga yang memberi makan dan kadang
 menyuapinya dengan tangan mereka sendiri, dan menggendongnya kala mereka 
menangis meski dini hari dan merawatnya ketika mereka sakit.

Bagaimana dengan Indonesia?

Mohon share ini kepada teman-teman Anda agar menjadi pengingat kepada kita semua. 


http://www.osserem.me/2012/02/kisah-nyata-anak-durhaka-dari-singapura.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar